Arsip:

Wanacita

Diskusi Terbuka “Integrated (Forest) Farming System: Produksi Pangan didalam Kawasan Hutan, Strategi Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Dunia.”

535951_824651547611896_285712510806047828_n 11377163_824644924279225_2214725986208033062_n

Yogyakarta, 27 mei 2015, Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan bekerjasama dengan Forestry Study Club (FSC) dan Center for Information and Development Studies (CIDES) menggelar diskusi terbuka  bertajuk “Integrated (Forest) Farming System: Produksi Pangan didalam Kawasan Hutan, Strategi Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Dunia.” Bertempat di Auditorium FKT UGM, serta menghadirkan Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc. sebagai pembicara. Berikut notulensi diskusi terbuka tersebut,

NOTULENSI

Tema Kegiatan    : DISKUSI PUBLIK – INTEGRATED FARMING SYSTEM

“PRODUKSI PANGAN DI DALAM KAWASAN HUTAN,

STRATEGI MENJAWAB TANTANGAN KETAHANAN

PANGAN DUNIA”

Narasumber                   : Prof. Mohammad Na’iem

Tempat                 : Auditorium FKT

Waktu                  : 16.00 WIB

Notulen                : Andhika Ibnu Sina

 

  • Susunan acara :
  • Pembukaan – do’a
  • Sambutan ketua LEM
  • Sambutan ketua CIDES
  • Penyampain materi
  • Penutup# Sambutan

 

  • Sambutan ketua LEM
  • Pertama kalinya terjalin kerjasama antara LEM – CIDES untuk membuat suatu kajian Publik dan kegiatan ini penting untuk sekiranya kedepan ada kegiatan yang serupa agar tetap terjalin hubungan yang baik antara LEM dan CIDES
  • Mba NiningVisi : fokus pada lembaga kajian dengan bantuan berbagai pihak yang menitik beratkan kepada riset
  • Apa itu CIDES? Sebuah salah satu lembaga pengkajian
  • Apa itu IFS? (Peserta) # Materi
  • Moderator : Anik Nur Hidayati
  • Mba Faras : Program yang akan dilaksanakan untuk menjawab tantangan ketahanan pangan di Indonesia
  • IFS : Sebuah sistem pertanian yang mengintegrasikan dengan berbagai klinik agro untuk menghadapi ketahanan pangan dunia
  • Mengapa pangan? Karena pangan memegang pernana penting dalam dunia
  • IFS mengacu pada Agenda no. 7 Presiden Indonesia Joko Widodo tentang menggerakan masyarakat unutuk memajukan ketahanan pangan
  • Pemateri : Prof. M. Na’iem
  • Salah satu program bapak Jokowi
  • Lebih tepat Harusnya IFFS : Integrated Forest Farming System, bukan hanya IFF
  • Bagaimana membuat hutan menajdai sebuah lokasi multifungsi utnuk memenuhi kebutuhan pangan
  • Ketahanan pangan memegang peranan kunci penting dala menyelamatkan kehidupan dunia
  • Kendala : Kinerja lemah – Targetnya tinggi
  • Hutan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kayu tetapi juga bisa digunakan untuk memnuhi kebutuhan pangan
  • Kondisi jawa yang padat membuat pihak perhutani haruslah merelakan berbagai lahannya untuk menyediakan lahan kehutanannya untuk terintegrasikan dengan kebutuhan pangan dunia.
  • Bentuk – bentuk kajian uji model pertanian : Contoh uji jenis 11 padi unggul yang dikombinasikan dengan tanaman kehutanan melalui system agroforestry dengan jati contohnya, dengan jarak tanam 3 x 3
  • Masalah bangsa :2. penyerapan tenaga kerja : Jika SOP dilakukan dengan prosedur yang benar, maka bangsa ini tidak perlu lagi mengambil tenaga kerja dari luar.
  • 1. kekurangan produk kayu : tidak lagi mengandalkan kepada bahan fosil atau logam sebagai bahan utama dalam sumberdaya. Anak muda haruslah menanam banyak dan juga menebang banyak.
  • Populasi lebih banyak ada di pulau jawa, membuat term perbedaan di pulai ini sangat signifikan dalam bebagi pihak atau bidang.
  • Hutan tidak hanya dapat memproduksi kayu tetapi juga dapat memproduksi pangan.
  • “Forest not only produce wood, but food too.” –Prof. Na’iem-
  • Menggunakan bibit unggul sangat diperlukan dalam memajukan nilai atau tingkat produksi dari kayu itu sendiri. Maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
  • Masyarakat butuh makan, maka diperlukan kerelaan oleh perhutani untuk membuat lahan kehutanan juga diperuntukan untuk pangan.
  • Problem kedepan ialah bagaimana nantinya para pemangku kekuasaan bangsa ini menciptakan suatu hutan yang lestari dan berwawasan social.
  • Penting bagaimana cara membuat wood produk bukan hanya menjadi bahan baku awal tetapi juga menajdi end – product sehingga meningkat nilai jual.
  • Hidup itu harus terprogram.
  • Present status : kondisi hutan kita saat ini bisa dibilang bagus juga tidak, tetapi jelek juga tidak. Kondisi hutan skearang bisa diartikan dalam sebuah kiasan : mati segan hidup pun tak mau.
  • Hidup secara instan itu salah, yang diperlukan adalah bagaimana memanage pikiran ini agar mau dapat berpikir keras dan bekerja keras dalam mencapai sesuatu.
  • Sebuah program dari zamn belanda yaitu : International provenant trial – uji tes provenans dari jati , tetapi di tahun 83 terputus, sehingga tidak ada lagi monitoring.
  • Metode silvikultur intesif penting digunakan dalam meningkatkan suatu kualitas bibit unggul dari suatu jenis.
  • Pendekatan yang lebih sering digunankan dalam metode silvikultur intensif adalah stek pucuk. (Untuk jati)
  • Alley cropping dapat dikembagan di NTT atau sulawesi, jika di Indonesia.
  • Indikator yang dapat digunakan untuk menilai sebuah padi yang dikatakan unggul yaitu : rasa, kepulenan, warna, dan jumlah serta bentuk dari butir nasi itu sendiri.
  • Kayu dapat dijadikan sebuah agunan untuk keperluan suatu hal.
  • Selain menggunakan sistem agroforestry, silvopasture juga menjadi salah satu alternatife dalam mewujudkan
  • Sistem kandang baik digunakan. Yaitu, sistem dimana kandang – kandang hewan ternak dipisah dan ditempakan dipinggir dari hutan itu.
  • Pendekatan kenongan, yaitu membuat gundukan yang dibuat di sela – sela tanaman pokok, Untuk menghalau ternak merusak tanaman pokok. (Menanggapi masalah bagaimana hewan ternak dapat merusak tanaman
  • Tidak saat lagi hutan dikeloal secara terpisah, tetapi perlu diintergrasikam dengan berbagai hal baik itu pangan, obat – obatan, dll agar tercipt hutan dengan fungsi yang lebih baik.# Sesi pertanyaan 1
  •  
  • Mba Savitri : Apa yang menjadi kendala dalam program IFS ini?
  • Fiqih : – Bagimana penentuan pola tanam optiumum yang dapat menyeimbangan tanaman                     pokok dan tanaman semusim agar produksinya sama – sama tinggi?           program IFS ini?           ditimbang itu berdasarkan berat apa?

 

    1.            – Beras yang disampaikan dalam materi mengenai kelimpahannya itu yang      
    2.            – Bagaimana kalkulasi hasil antara tanamaan kayu dan tanaman semusim dalam                   
  • Dodi : Strategi apa yang dapat digunakan untuk menciptakan inovasi berdasarkan nilai lebih dari demografi bangsa Indonesia dalam program IFF ini sehingga kita tidak lagi melakukan import dari luar?  Masalah teknis : pesanggem tidka biasa menannam padi, sehingga mando tanam harus dibekali training utnuk melaksanan program ini. – Tidak dapat ditentuka secara pasti mengenai kalkulasi final hasilnya. Tergantung bagaimana tujuan yang ditentukan di awal.    # Sesi pertanyaan 2

 

  1.  
  2. 3. Pemerintah dapat memberikan control planning mengenai program ini yang di sosialisasikan kepada masyarakat tentang hal – hal teknis pelaksanaan program ini. Apa tujuannya, apa manfaatnya, dll yang dapat memberikan penjelasan secara signifikan mengenai keberhasilan program IFS ini. Serta peningkatan atas teknologi yang dibutuhkan.
  3. – Kondisi basah, bisa mencapai 12 ton.
  4. 2. – Pola tanam belum dpat diektahu, akibat seringnya diganti siklus program penanaman yag dilakukan pemerintah, sepert TPTI, TPI, dll.. Masukan dari bapak na’iem : pola tanam yang baik menggunakan pola tanam 8 x 4 m secara keberlangsungan tanaman itu sendiri.
  5. Masalah kemana
  6. 1. Kendala lebih kepada birokrasi kepemerintahan tentang regulasi lahan antara pemerintah pusat dan perhutani mengenai lahan yang akan digunakan untuk program IFS ini.
  • Mba Karina (Fakultas Geografi) : Kriteria hutan seperti apakah yang dapat dikembangan untuk program IFS ini? Serta bagaimana tentang kesesuaian lahannya
  • Mas Ahsan (Silvikultur 2012) : – Bagaimana perbedaan PHBM dengan program IFS ini, sehingga dapat menjamin tujuan dan manfaatnya? Upaya pencegahan untuk pemakain pupuk kimia

 

    1. – Adakah potensi hama dapat meyerang tanaman pokok yang berasal dari tanaman
  • Mas Aul : dalam hutan rakyat bagaimana sistem ini dijalankan? Lalu apa perbedaannya jika diterapkan dalam hutan tanaman perhutani  1. Kriteria :- Solum tanah yang tebal : terkait dengan menggunakan pupuk yang ramah lingkungan.  – Melakukan planting time yang tepat akan membuat keberhasilan program ini lebih dapat terlihat.- Menggunakan pupuk berbahan organik untuk menghindari dari hal – hal yang tidak diinginkan.

 

  1. – Mencoba dengan pengembangan klon – klon baik yang dapat digunakan sebagai jenis yang lebih tahan hama, untuk menghindari outbreak dari hama itu sendiri.
  2. 2. IFS : Program mengintegrasikan PHBM (Pengolaan Hutan Berbasis Masyarakat) dengan berbagai teknik.
  3. Kesesuaian lahan : Perlu dilakukan pengkajian awal mengenai kesesuaian lahan sebelum dilakukan pelaksanaan program ini dan ini salah satu tahap yang penting.
  4. – Planting area yang mumpuni sangat dibutuhkan agar meningkatkan kualitas dari tanaman yang ditanam.
  5. – Penggunaan bibit unggul : penanaman bibit unggul di tanah marginal lebih baik ketimbang penggunaan bibit biasa di tanah subur.
  6. Bedanya IFS dengan apa yang telah dilakukan para petani seperti sistem agroforestry dll ?

 

c/and(fsc)/a/f/dev

Grand Launching Kabinet Wanacita

IMG_6049

Jum’at, 20 februari 2015 kembali menjadi sejarah penting bagi seluruh Keluarga Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM. Tepat ditanggal itu, kabinet baru Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM resmi dilantik untuk mengabdi kepada almamater tercinta selama setahun kedepan. Bertempat di taman timur Fakultas Kehutanan UGM acara ini diselenggarakan dengan sederhana dan penuh kehangatan. Panggung kecil yang disusun secara bergotong royong cukup membuat acara ini terlihat agak resmi untuk sebuah pelantikan kabinet Lembaga Eksekutif Mahasiswa.

Dekorasi yang disajikan cukup menarik banyak perhatian para tamu undangan, dimana perhelatan sederhana ini dibuat dengan konsep pesta kebun yang minimalis dan romantis. Tema yang dibawa dinilai cukup berhasil membawa suasana acara penuh dengan kehangatan keluarga mahasiswa UGM, karena turut menjadi ajang silaturahim antar lembaga di UGM. Begitu besar antusiasme para tamu undangan, terlihat begitu banyak tamu yang datang. Tempat duduk yang disediakan pun dapat dibilang penuh terisi. Mulai dari HMM-BSO internal Fakultas Kehutanan, kabinet LEM terdahulu, BEM/LEM/Dema se-UGM, hingga tamu undangan dari luar kota turut menghadiri acara tersebut.

Kemeriahan acara Grand launching berpuncak pada prosesi penyerahan bendera LEM FKT UGM kepada ketua LEM terpilih Abdurrahman Al-Ghafiqi oleh Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Sigit Sunarta, S. Hut. M. Sc. Dengan diberikannya bendera LEM FKT secara simbolis, tampuk kepemimpinan kedepan resmi diemban oleh ketua LEM terpilih Abdurrahman Al-Ghafiqi. Dengan begitu pula kabinet Wanacita ini resmi menjalankan tugasnya sebagai penyambung aspirasi mahasiswa dengan Dekanat Fakultas Kehutanan UGM.

Selamat bekerja kabinet Wanacita LEM Fakultas Kehutanan UGM 2015. Teruslah bergerak dalam ketangguhan berkarya dan menggapai cita bersama.

#TangguhBerkarya

 

Rapat Kerja LEM FKT UGM 2015

1966029_769209513156100_3847780259735163503_o

Selasa, 3 Februari 2015 akan menjadi awal mula bagi sejarah pergerakan mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM. Bertempat di kawasan wisata Kaliurang, rapat kerja Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM 2015 dilaksanakan oleh jajaran pengurus harian. Dihadiri oleh sekitar 30 orang pengurus harian, termasuk para jajaran trivium. Setelah dilantiknya ketua LEM FKT UGM terpilih, kabinet baru diharuskan segera membentuk program dan sistem kerjanya.

Adapun jajaran pengurus harian yang telah terbentuk adalah hasil dari seleksi rekrutmen terbuka yang diselenggarakan ketua LEM terpilih bersama para jajaran trivium seperti Menteri Koordinator Internal, Menteri Koordinator Eksternal, dan Sekretaris Jenderal. Sedangkan setiap Kepala Departemen terpilih berhak memilih Deputinya masing-masing sesuai kebutuhan setiap departemennnya. Melalui serangkaian proses tersebutlah seluruh pengurus harian dapat terbentuk.

Abdurrahman Al-Ghafiqi selaku Ketua LEM membuka rapat kerja pada sore itu. Rapat dibuka dengan do’a dan dilanjutkan dengan sesi ramah tamah dan perkenalan antar pengurus harian. Satu persatu pengurus harian, dari mulai ketua LEM, trivium, kepala departemen, hingga deputi memperkenalkan dirinya masing-masing. Harapannya dengan lebih saling mengenal, akan membuat kesiapan pengurus lebih mantap dalam bekerja bersama kelak.

Memasuki waktu sholat maghrib, rapat kerja dihentikan sejenak untuk beristirahat, sholat dan makan malam. Setelah sholat maghrib berjamaah, peserta rapat kerja makan malam bersama dengan hidangan yang sudah disediakan panitia. Makan malam sengaja dibuat sedemikian rupa seperti makan dalam satu wadah besar secara bersama-sama. Hal ini dimaksudkan agar kedekatan antar pengurus dapat mulai terbentuk dan tentunya akan memperlancar kerjasama untuk satu than kedepan. Kudapan hangat dan nikmat yang disajikan memang berhasil mengembalikan semangat tiap peserta dan tentunya berhasil pula mendekatkan tiap peserta. Di sela-sela suapan makan malam, terjalin obrolan-obrolan hangat yang saling mendekatkan satu sama lain.

Setelah tuntas makan malam, serta kemudian sholat isya berjamaah, rapat kerja kembali dilaksanakan dan melanjutkan perkenalan tiap pengurus. Selesai perkenalan, maka tibalah saat untuk setiap departemen mempresentasikan program kerjanya masing-masing untuk setahun kedepan. Tidak sesingkat yang dibayangkan, ternyata untuk satu departemen saja memakan waktu yang cukup banyak dalam mengkaji program kerja yang ditawarkan. Dari mulai pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan penjelasan, hingga pertanyaan yang membahas teknis pelaksanaan. Belum lagi program kerja saling bersinggungan antar departemen, membuat pembahasan menjadi panjang dan penuh perdebatan yang membangun.

Meski mata semakin terasa berat dan badan sudah minta diistirahatkan, keputusan trivium membuat rapat terus dilanjutkan hingga pukul 02.00 wib dini hari. Meski sampai larut, ternyata baru 6 departemen yang sudah mempresentasikan program kerjanya. Karena ketentuan waktu pelaksanaan rapat sampai jam 02.0 wib dini hari, dan waktu telah menunjukkan pukul tersebut maka rapat kerja dihentikan sementara dan setiap peserta dipersilakan beristirahat. Tanpa mengulur waktu, para peserta segera bergegas mengistirahatkan tubuh dan pikiran yang sudah sangat lelah.

Keesokan harinya rapat kerja dimulai kembali setelah sarapan telah usai dilaksanakan. Sarapan bersama pagi itu sangat berkesan karena makanan yang nikmat itu dimasak sendiri oleh para peserta wanita. Masak sarapan bersama menjadi kesan tersendiri bagi mereka untuk turut pula membangun rasa kebersamaan diantaranya. Masakan sederhana namun nikmat ini telah membangkitkan kembali semangat para peserta yang terlelapkan oleh dinginnya suhu di dataran tinggi kaliurang.

Usai sarapan, rapat kerja dilanjutkan kembali dengan presentasi dari setiap kepala departemen akan rencana program kerja yang akan dibawanya setahun kedepan. Tak beda jauh dengan semalam, diskusi berlangsung ramai, bahkan lebih ramai lagi partisipasi para peserta dalam mendiskusikan program kerja rekan seperjuangan di LEM setahun kedepan. Setiap pemaparan program kerja mengundang diskusi-diskusi baru, baik akibat pertentangan antar departemen maupun korelasi yang baik sehingga dimungkinkan untuk merencanakan kerjasama antar departemen kedepannya.

Usai pemaparan dari semua departemen, rapat kerja dilanjutkan dengan diskusi mengenai masalah LEM FKT UGM secara umum. Salahsatunya adalah penentuan nama kabinet. Beberapa usulan nama muncul, dan satu persatu mulai di seleksi. Hingga akhirnya nama kabinet mengerucut dan semakin mengerucut hingga nama kabinet jatuh pada nama Wanacita. Kami memutuskan untuk mengambil nama Wanacita dengan arti cita dan harapan besar terhadap hutan oleh banyak makhluk hidup di bumi ini. Dimana wana memiliki arti hutan, sedangkan cita adalah harapan dan asa.

Waktu telah menunjukkan pukul 15.00 wib, dan waktu sewa wisma tempat menggelar rapat kerja telah habis. Maka semua peserta bersiap untuk pulang dan bersih-bersih tempat rapat. Dengan penuh harapan dan semangat mengabdi untuk keluarga mahasiswa fakultas kehutanan yang lebih baik, rapat kerja ditutup, dan diakhiri dengan berfoto bersama sebagai bukti sejarah saat-saat dirumuskannya rencana gerak LEM FKT UGM kedepannya.