Arsip:

Kehutanan

[PRESS RELEASE] LEMBAGA EKSEKUTIF MAHASISWA (LEM) FAKULTAS KEHUTANAN UGM MENGIRIMKAN DELEGASI KE LATIHAN KEPEMIMPINAN SYLVA INDONESIA (LKSI) 2025 DI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT, BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN

Kalimantan Selatan, 22-28 Februari 2025

Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada mengirimkan dua delegasi, Muhammad Rizky Wanadica Putra dan Fedora Rifqi Rahmadhan, untuk berpartisipasi dalam Latihan Kepemimpinan Sylva Indonesia (LKSI) 2025 yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Sylva Indonesia di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.

Dengan mengusung tema “Peran Kader Sylva Indonesia dalam Konservasi Hutan Gambut untuk Mitigasi Perubahan Iklim”, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk generasi pemimpin yang berwawasan lingkungan dan siap menghadapi tantangan dalam pengelolaan sumber daya alam, khususnya hutan gambut.

LKSI 2025 mencakup berbagai kegiatan, antara lain Stadium General, Seminar Nasional, Latihan Kepemimpinan, dan Field Trip. Para peserta berkesempatan berdiskusi dengan pakar kehutanan seperti Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta yang merupakan Menteri Kehutanan ke-8 serta Menteri Riset dan Teknologi ke-11, M.S., Dr. Ir. Mahrus Ariyadi, M.Sc., IPU, dan Dr. Ir. Muhammad Helmi, M.M., yang membahas berbagai strategi konservasi dan mitigasi perubahan iklim.

Sebagai bagian dari pelatihan, delegasi LEM Fakultas Kehutanan UGM juga mengikuti kunjungan lapangan ke Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) dan Taman Hutan Raya Sultan Adam, guna mempelajari teknik konservasi serta peran masyarakat dalam pengelolaan hutan. Selain itu, mereka juga turut serta dalam field trip ke Pasar Terapung dan Siring Sungai Martapura, yang memperkenalkan aspek budaya dan ekowisata sebagai bagian dari pendekatan keberlanjutan. Sebagai aksi rimbawan muda kegiatan LKSI juga dilakukan penanaman di kawasan Tahura Sultan Adam.

Salah satu delegasi, Muhammad Rizky Wanadica Putra, menyampaikan harapannya terhadap kegiatan ini:

“Dari kegiatan Latihan Kepemimpinan Sylva Indonesia (LKSI) 2025, diharapkan dapat menjadi awal tonggak dari seluruh delegasi untuk mematangkan pemikiran dan menyatukan persepsi sebagai pemimpin di masing-masing universitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada kegiatan kali ini juga, peserta delegasi memiliki pengetahuan baru terkait hutan gambut di Pulau Kalimantan dan harapannya dapat memperkuat peran mahasiswa dalam mitigasi perubahan iklim melalui konservasi gambut.”

Kehadiran delegasi dari Fakultas Kehutanan UGM diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam diskusi strategis serta mengaplikasikan wawasan yang diperoleh untuk memperkuat peran mahasiswa dalam pelestarian hutan gambut.

 

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Muhammad Rizky Wanadica Putra (Ketua LEM Fakultas Kehutanan) – 081234353619

[PRESS RELEASE] Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan Gelar Grand Launching Kabinet Cakrawana: Mengukuhkan Pergerakan Mahasiswa dalam Kolaborasi dan Inovasi

Yogyakarta, 8 Maret 2025

Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (LEM FKT UGM) menggelar Grand Launching kabinet terbaru, Kabinet Cakrawana. Acara Grand Launching yang berlangsung di Auditorium Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada pada 8 Maret 2025 ini dihadiri oleh perwakilan BEM KM UGM, LEM/BEM/DEMA setiap fakultas di Universitas Gadjah Mada, perwakilan HMM/BSO/BO Fakultas Kehutanan UGM, serta perwakilan Sylva Indonesia, yaitu PCSI Universitas Brawijaya, PCSI Universitas Muhammadiyah Malang, PCSI INSTIPER, dan PCSI INTAN Yogyakarta. Tujuan dari acara ini adalah sebagai wadah memperkenalkan Kabinet Kepengurusan LEM FKT UGM masa jabatan 2025/2026 sekaligus memaparkan visi misi, program kerja serta membuka peluang di masa depan untuk terjalinnya kerjasama dan kolaborasi, baik dalam lingkungan Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, maupun  lingkungan eksternal.

Grand Launching Kabinet Cakrawana mengangkat tema ROOTS (Respect, Openness, Opportunity, Togetherness, Sustainability) yang melambangkan fondasi yang kuat sangat diperlukan untuk masa depan LEM FKT UGM. Pemilihan tema ini didasari oleh nama kabinet tahun ini “Cakrawana” yang mengutamakan asas kekeluargaan dan pergerakan mahasiswa. Acara ini menjadi momentum awal dalam perjalanan kepemimpinan LEM FKT untuk satu periode ke depan, yang berkomitmen untuk membawa inovasi dan perubahan positif bagi mahasiswa, fakultas, serta lingkungan sekitar.

Wakil Dekan di Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., P.hd., IPU turut hadir dalam kegiatan Grand Launching Kabinet Cakrawana LEM FKT UGM. Beliau berharap kepengurusan LEM FKT UGM Kabinet Cakrawana mampu mendorong anggotanya untuk dapat mewujudkan program kerja yang impactful dan berskala nasional serta aktif dalam kegiatan pergerakan yang positif dan mendukung keadilan. 

Hilal Robbani, selaku Ketua LEM FKT UGM 2024 Kabinet Gandewana memberi kesan pesan selama masa kepemimpinannya pada satu periode ke belakang. Tak lupa, Hilal juga menyampaikan doa dan harapannya bagi Kabinet Cakrawana. Prosesi simbolisasi serah terima jabatan berlangsung dengan khidmat, yaitu penyematan jaket LEM oleh Hilal Robbani kepada Muhammad Rizky Wanadica Putra selaku Ketua LEM FKT UGM Kabinet Cakrawana, lalu dilanjutkan dengan pembacaan janji anggota oleh Pengurus Harian yang dipimpin oleh Muhammad Rizky Wanadica Putra. 

Dalam sambutannya, Muhammad Rizky Wanadica Putra menjelaskan filosofi di balik nama kabinet, logo, visi misi, dan program kerja unggulan yang akan dijalankan selama masa kepengurusannya. 

“Nama “Cakrawana” berasal dari dua kata, yakni “Cakra” yang melambangkan roda pergerakan yang terus berputar, mencerminkan semangat perjuangan dan dinamika mahasiswa dalam membawa perubahan, serta “Wana” yang berarti hutan tersebut merepresentasikan identitas mahasiswa Fakultas Kehutanan serta kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekosistem hutan. Filosofi ini menegaskan peran mahasiswa dalam menjaga dan mengelola hutan secara lestari, sejalan dengan nilai-nilai yang kami usung,” ujarnya.

Salah satu momen ikonik dalam acara ini adalah simbolisasi peresmian yang unik, yaitu penancapan pohon simbolis, huruf-huruf yang menyusun nama kabinet LEM FKT UGM 2025, serta logo kabinet. Pohon simbolis yang berjumlah dua belas buah ini tidak hanya melambangkan pertumbuhan dan keberlanjutan, namun juga merepresentasikan dua belas Kementerian yang dibawahi oleh Kesekjenan dan tiga Kemenkoan dalam kepengurusan LEM FKT UGM ke depannya. Penancapan huruf-huruf “CAKRAWANA” menjadi representasi dari visi misi dan harapan besar yang ingin diwujudkan oleh LEM FKT. Selain itu, penancapan logo kabinet yang dilakukan oleh Ketua LEM FKT UGM 2025, Muhammad Rizky Wanadica Putra, diharapkan mampu menjadi representasi kepemimpinan dan identitas kepengurusan yang akan menjadi landasan dalam menjalankan berbagai program kerja.

Dengan diadakannya Grand Launching ini, Kabinet Cakrawana LEM FKT UGM berharap dapat menjadi inisiator perubahan dan pergerakan mahasiswa yang positif, khususnya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dan selaras dengan visi dan misi yang dimiliki. 

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Qori Nur Hanifah Deannanda (Menteri Hubungan Luar) – 085702289142

Mikhailova Ken Paramitha (Ketua Grand Launching 2025) – 089666061499

Bakti Sosial LEM FKT UGM di Desa Taruban, Bantul

IMG_9260 IMG_9243 IMG_9322

Yogyakarta, 28/6/15. Belum hilang serpihan debu-debu yang terselip diantara lekuk wajah, masih terngiang keseruan aktivitas kami seharian ini. Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM berkolaborasi dengan CIMSA Fakultas Kedokteran UGM mengadakan sebuah kegiatan social bertajuk “Indahnya Berbagi.” Acara yang merupakan salahsatu program kerja Departemen Sosial Masyarakat LEM FKT UGM ini diadakan di Desa Taruban, Bantul.

Sejak pukul 07.00 WIB segenap anggota LEM FKT UGM bersama beberapa anggota CIMSA FK UGM dengan penuh semangat mengabdi telah bersiap di Taman Timur Fakultas Kehutanan UGM. Kami berangkat menuju desa mitra dan sampai pukul 09.00 WIB. Sesampai disana, seluruh panitia bergegas mempersiapkan segala bentuk keperluan yang diperlukan untuk bakti social hari itu.

Usai menemui Pak Dukuh, beliau langsung mengumumkan kepada masyarakat desa untuk segera menuju padukuhan karena akan berlangsung pemeriksaan kesehatan gratis dari mahasiswa UGM. Sontak masyarakat berdatangan, dari anak balita hingga tua renta berdatangan dengan semangatnya. Relawan kesehatan dari CIMSA juga sangat sigap dan ramah menyambut para pasien yang brerdatangan.

Selain agenda utama tersebut, kami juga melakukan bakti sosial berupa bagi-bagi sembako kepada masyarakat kurang mampu disekitar desa. Rumah demi rumah kami sambangi. Menyapa dan bersalam cium tangan. Mengelilingi desa, mempelajari seluk beluk kehidupan desa. Tak lupa kami juga membagikan semai pepohonan kepada warga desa. Sambil mengelilingi desa Taruban, kami juga menengok rumah persemaian yang kami bangun disana. Beberapa panitia mengurus dan merawat persemaian yang belum lama kami bangun.

Waktu cepat sekali berjalan, waktu dzuhur telah datang. Warga desa berpulangan dan menuju masjid untuk sholat dzuhur. Begitupun dengan panitia penyelenggara, jadwal acara memang telah usai. Acara pun kami akhirkan. Ditutup dengan kata-kata dari pak dukuh, kami pun bersalaman dan berpamitan pulang. Sungguh pengalaman luar biasa, senang sekali bisa berbagi dan membaur dengan masyarakat di desa Taruban, Bantul.

art/pho/dev

Diskusi Terbuka “Integrated (Forest) Farming System: Produksi Pangan didalam Kawasan Hutan, Strategi Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Dunia.”

535951_824651547611896_285712510806047828_n 11377163_824644924279225_2214725986208033062_n

Yogyakarta, 27 mei 2015, Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan bekerjasama dengan Forestry Study Club (FSC) dan Center for Information and Development Studies (CIDES) menggelar diskusi terbuka  bertajuk “Integrated (Forest) Farming System: Produksi Pangan didalam Kawasan Hutan, Strategi Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Dunia.” Bertempat di Auditorium FKT UGM, serta menghadirkan Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc. sebagai pembicara. Berikut notulensi diskusi terbuka tersebut,

NOTULENSI

Tema Kegiatan    : DISKUSI PUBLIK – INTEGRATED FARMING SYSTEM

“PRODUKSI PANGAN DI DALAM KAWASAN HUTAN,

STRATEGI MENJAWAB TANTANGAN KETAHANAN

PANGAN DUNIA”

Narasumber                   : Prof. Mohammad Na’iem

Tempat                 : Auditorium FKT

Waktu                  : 16.00 WIB

Notulen                : Andhika Ibnu Sina

 

  • Susunan acara :
  • Pembukaan – do’a
  • Sambutan ketua LEM
  • Sambutan ketua CIDES
  • Penyampain materi
  • Penutup# Sambutan

 

  • Sambutan ketua LEM
  • Pertama kalinya terjalin kerjasama antara LEM – CIDES untuk membuat suatu kajian Publik dan kegiatan ini penting untuk sekiranya kedepan ada kegiatan yang serupa agar tetap terjalin hubungan yang baik antara LEM dan CIDES
  • Mba NiningVisi : fokus pada lembaga kajian dengan bantuan berbagai pihak yang menitik beratkan kepada riset
  • Apa itu CIDES? Sebuah salah satu lembaga pengkajian
  • Apa itu IFS? (Peserta) # Materi
  • Moderator : Anik Nur Hidayati
  • Mba Faras : Program yang akan dilaksanakan untuk menjawab tantangan ketahanan pangan di Indonesia
  • IFS : Sebuah sistem pertanian yang mengintegrasikan dengan berbagai klinik agro untuk menghadapi ketahanan pangan dunia
  • Mengapa pangan? Karena pangan memegang pernana penting dalam dunia
  • IFS mengacu pada Agenda no. 7 Presiden Indonesia Joko Widodo tentang menggerakan masyarakat unutuk memajukan ketahanan pangan
  • Pemateri : Prof. M. Na’iem
  • Salah satu program bapak Jokowi
  • Lebih tepat Harusnya IFFS : Integrated Forest Farming System, bukan hanya IFF
  • Bagaimana membuat hutan menajdai sebuah lokasi multifungsi utnuk memenuhi kebutuhan pangan
  • Ketahanan pangan memegang peranan kunci penting dala menyelamatkan kehidupan dunia
  • Kendala : Kinerja lemah – Targetnya tinggi
  • Hutan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kayu tetapi juga bisa digunakan untuk memnuhi kebutuhan pangan
  • Kondisi jawa yang padat membuat pihak perhutani haruslah merelakan berbagai lahannya untuk menyediakan lahan kehutanannya untuk terintegrasikan dengan kebutuhan pangan dunia.
  • Bentuk – bentuk kajian uji model pertanian : Contoh uji jenis 11 padi unggul yang dikombinasikan dengan tanaman kehutanan melalui system agroforestry dengan jati contohnya, dengan jarak tanam 3 x 3
  • Masalah bangsa :2. penyerapan tenaga kerja : Jika SOP dilakukan dengan prosedur yang benar, maka bangsa ini tidak perlu lagi mengambil tenaga kerja dari luar.
  • 1. kekurangan produk kayu : tidak lagi mengandalkan kepada bahan fosil atau logam sebagai bahan utama dalam sumberdaya. Anak muda haruslah menanam banyak dan juga menebang banyak.
  • Populasi lebih banyak ada di pulau jawa, membuat term perbedaan di pulai ini sangat signifikan dalam bebagi pihak atau bidang.
  • Hutan tidak hanya dapat memproduksi kayu tetapi juga dapat memproduksi pangan.
  • “Forest not only produce wood, but food too.” –Prof. Na’iem-
  • Menggunakan bibit unggul sangat diperlukan dalam memajukan nilai atau tingkat produksi dari kayu itu sendiri. Maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
  • Masyarakat butuh makan, maka diperlukan kerelaan oleh perhutani untuk membuat lahan kehutanan juga diperuntukan untuk pangan.
  • Problem kedepan ialah bagaimana nantinya para pemangku kekuasaan bangsa ini menciptakan suatu hutan yang lestari dan berwawasan social.
  • Penting bagaimana cara membuat wood produk bukan hanya menjadi bahan baku awal tetapi juga menajdi end – product sehingga meningkat nilai jual.
  • Hidup itu harus terprogram.
  • Present status : kondisi hutan kita saat ini bisa dibilang bagus juga tidak, tetapi jelek juga tidak. Kondisi hutan skearang bisa diartikan dalam sebuah kiasan : mati segan hidup pun tak mau.
  • Hidup secara instan itu salah, yang diperlukan adalah bagaimana memanage pikiran ini agar mau dapat berpikir keras dan bekerja keras dalam mencapai sesuatu.
  • Sebuah program dari zamn belanda yaitu : International provenant trial – uji tes provenans dari jati , tetapi di tahun 83 terputus, sehingga tidak ada lagi monitoring.
  • Metode silvikultur intesif penting digunakan dalam meningkatkan suatu kualitas bibit unggul dari suatu jenis.
  • Pendekatan yang lebih sering digunankan dalam metode silvikultur intensif adalah stek pucuk. (Untuk jati)
  • Alley cropping dapat dikembagan di NTT atau sulawesi, jika di Indonesia.
  • Indikator yang dapat digunakan untuk menilai sebuah padi yang dikatakan unggul yaitu : rasa, kepulenan, warna, dan jumlah serta bentuk dari butir nasi itu sendiri.
  • Kayu dapat dijadikan sebuah agunan untuk keperluan suatu hal.
  • Selain menggunakan sistem agroforestry, silvopasture juga menjadi salah satu alternatife dalam mewujudkan
  • Sistem kandang baik digunakan. Yaitu, sistem dimana kandang – kandang hewan ternak dipisah dan ditempakan dipinggir dari hutan itu.
  • Pendekatan kenongan, yaitu membuat gundukan yang dibuat di sela – sela tanaman pokok, Untuk menghalau ternak merusak tanaman pokok. (Menanggapi masalah bagaimana hewan ternak dapat merusak tanaman
  • Tidak saat lagi hutan dikeloal secara terpisah, tetapi perlu diintergrasikam dengan berbagai hal baik itu pangan, obat – obatan, dll agar tercipt hutan dengan fungsi yang lebih baik.# Sesi pertanyaan 1
  •  
  • Mba Savitri : Apa yang menjadi kendala dalam program IFS ini?
  • Fiqih : – Bagimana penentuan pola tanam optiumum yang dapat menyeimbangan tanaman                     pokok dan tanaman semusim agar produksinya sama – sama tinggi?           program IFS ini?           ditimbang itu berdasarkan berat apa?

 

    1.            – Beras yang disampaikan dalam materi mengenai kelimpahannya itu yang      
    2.            – Bagaimana kalkulasi hasil antara tanamaan kayu dan tanaman semusim dalam                   
  • Dodi : Strategi apa yang dapat digunakan untuk menciptakan inovasi berdasarkan nilai lebih dari demografi bangsa Indonesia dalam program IFF ini sehingga kita tidak lagi melakukan import dari luar?  Masalah teknis : pesanggem tidka biasa menannam padi, sehingga mando tanam harus dibekali training utnuk melaksanan program ini. – Tidak dapat ditentuka secara pasti mengenai kalkulasi final hasilnya. Tergantung bagaimana tujuan yang ditentukan di awal.    # Sesi pertanyaan 2

 

  1.  
  2. 3. Pemerintah dapat memberikan control planning mengenai program ini yang di sosialisasikan kepada masyarakat tentang hal – hal teknis pelaksanaan program ini. Apa tujuannya, apa manfaatnya, dll yang dapat memberikan penjelasan secara signifikan mengenai keberhasilan program IFS ini. Serta peningkatan atas teknologi yang dibutuhkan.
  3. – Kondisi basah, bisa mencapai 12 ton.
  4. 2. – Pola tanam belum dpat diektahu, akibat seringnya diganti siklus program penanaman yag dilakukan pemerintah, sepert TPTI, TPI, dll.. Masukan dari bapak na’iem : pola tanam yang baik menggunakan pola tanam 8 x 4 m secara keberlangsungan tanaman itu sendiri.
  5. Masalah kemana
  6. 1. Kendala lebih kepada birokrasi kepemerintahan tentang regulasi lahan antara pemerintah pusat dan perhutani mengenai lahan yang akan digunakan untuk program IFS ini.
  • Mba Karina (Fakultas Geografi) : Kriteria hutan seperti apakah yang dapat dikembangan untuk program IFS ini? Serta bagaimana tentang kesesuaian lahannya
  • Mas Ahsan (Silvikultur 2012) : – Bagaimana perbedaan PHBM dengan program IFS ini, sehingga dapat menjamin tujuan dan manfaatnya? Upaya pencegahan untuk pemakain pupuk kimia

 

    1. – Adakah potensi hama dapat meyerang tanaman pokok yang berasal dari tanaman
  • Mas Aul : dalam hutan rakyat bagaimana sistem ini dijalankan? Lalu apa perbedaannya jika diterapkan dalam hutan tanaman perhutani  1. Kriteria :- Solum tanah yang tebal : terkait dengan menggunakan pupuk yang ramah lingkungan.  – Melakukan planting time yang tepat akan membuat keberhasilan program ini lebih dapat terlihat.- Menggunakan pupuk berbahan organik untuk menghindari dari hal – hal yang tidak diinginkan.

 

  1. – Mencoba dengan pengembangan klon – klon baik yang dapat digunakan sebagai jenis yang lebih tahan hama, untuk menghindari outbreak dari hama itu sendiri.
  2. 2. IFS : Program mengintegrasikan PHBM (Pengolaan Hutan Berbasis Masyarakat) dengan berbagai teknik.
  3. Kesesuaian lahan : Perlu dilakukan pengkajian awal mengenai kesesuaian lahan sebelum dilakukan pelaksanaan program ini dan ini salah satu tahap yang penting.
  4. – Planting area yang mumpuni sangat dibutuhkan agar meningkatkan kualitas dari tanaman yang ditanam.
  5. – Penggunaan bibit unggul : penanaman bibit unggul di tanah marginal lebih baik ketimbang penggunaan bibit biasa di tanah subur.
  6. Bedanya IFS dengan apa yang telah dilakukan para petani seperti sistem agroforestry dll ?

 

c/and(fsc)/a/f/dev

Grand Launching Kabinet Wanacita

IMG_6049

Jum’at, 20 februari 2015 kembali menjadi sejarah penting bagi seluruh Keluarga Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM. Tepat ditanggal itu, kabinet baru Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM resmi dilantik untuk mengabdi kepada almamater tercinta selama setahun kedepan. Bertempat di taman timur Fakultas Kehutanan UGM acara ini diselenggarakan dengan sederhana dan penuh kehangatan. Panggung kecil yang disusun secara bergotong royong cukup membuat acara ini terlihat agak resmi untuk sebuah pelantikan kabinet Lembaga Eksekutif Mahasiswa.

Dekorasi yang disajikan cukup menarik banyak perhatian para tamu undangan, dimana perhelatan sederhana ini dibuat dengan konsep pesta kebun yang minimalis dan romantis. Tema yang dibawa dinilai cukup berhasil membawa suasana acara penuh dengan kehangatan keluarga mahasiswa UGM, karena turut menjadi ajang silaturahim antar lembaga di UGM. Begitu besar antusiasme para tamu undangan, terlihat begitu banyak tamu yang datang. Tempat duduk yang disediakan pun dapat dibilang penuh terisi. Mulai dari HMM-BSO internal Fakultas Kehutanan, kabinet LEM terdahulu, BEM/LEM/Dema se-UGM, hingga tamu undangan dari luar kota turut menghadiri acara tersebut.

Kemeriahan acara Grand launching berpuncak pada prosesi penyerahan bendera LEM FKT UGM kepada ketua LEM terpilih Abdurrahman Al-Ghafiqi oleh Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Sigit Sunarta, S. Hut. M. Sc. Dengan diberikannya bendera LEM FKT secara simbolis, tampuk kepemimpinan kedepan resmi diemban oleh ketua LEM terpilih Abdurrahman Al-Ghafiqi. Dengan begitu pula kabinet Wanacita ini resmi menjalankan tugasnya sebagai penyambung aspirasi mahasiswa dengan Dekanat Fakultas Kehutanan UGM.

Selamat bekerja kabinet Wanacita LEM Fakultas Kehutanan UGM 2015. Teruslah bergerak dalam ketangguhan berkarya dan menggapai cita bersama.

#TangguhBerkarya