Blog

Diskusi Terbuka “Integrated (Forest) Farming System: Produksi Pangan didalam Kawasan Hutan, Strategi Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Dunia.”

535951_824651547611896_285712510806047828_n 11377163_824644924279225_2214725986208033062_n

Yogyakarta, 27 mei 2015, Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan bekerjasama dengan Forestry Study Club (FSC) dan Center for Information and Development Studies (CIDES) menggelar diskusi terbuka  bertajuk “Integrated (Forest) Farming System: Produksi Pangan didalam Kawasan Hutan, Strategi Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Dunia.” Bertempat di Auditorium FKT UGM, serta menghadirkan Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc. sebagai pembicara. Berikut notulensi diskusi terbuka tersebut, read more

Read More

Bunga Merekah, Tunas Muda Bermunculan

11392916_831952363548481_1275841476802583784_n      11255843_821068644636853_4736360424056230085_o (1)

Hari-hari seperti sekarang sangat khas terasa, setiap tahun fenomena ini terjadi. Belum lama melepas senior-senior yang telah siap merekahkan mahkotanya, terdengar dikejauhan segerombol anak-anak singa yang mengaum keras. Ya memang, beginilah siklus kemahasiswaan. Ada yang lulus dan ada yang menjadi pendatang baru. Menjadi mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM adalah menjadi bagian dari keluarga. Hidup disini, menimba ilmu dan belajar arti kehidupan. Proses tersebut tidaklah lepas dari interaksi kekeluargaan tersebut. Kakak mengayomi adik, dan adik menyayangi kakak. Begitu indah bisa menjadi bagian dari kumpulan keluarga hangat yang bertekad melindungi hutan Nusantara. Kasih sayang antar kami dapat sedikit tergambarkan dari adanya tradisi manis yang selalu kami lakukan. Beberapa hari yang lalu, seusai mengikuti kelas dikampus kami menyempatkan untuk memboyong senior-senior kami yang telah menuntaskan masa studinya di Fakultas tercinta. Arak-arakan campur sorai riang membersamai rombongan kami. Seolah baru saja tadi melepas kakak-kakak senior, ternyata dikejauhan sana adik-adik baru para Rimbawan muda telah terlihat berlari sambil berteriak semangat. Tentu, dengan penuh kasih sayang kami menjemput kedatangan mereka. Kami jemput mereka di depan gerbang besar dimensi baru, Dunia Mahasiswa. read more

Read More

Selamat Datang “Calon” Rimbawan Muda 2015

selamat datang rimbawan muda 2015

Sabtu, 9 Mei 2015 adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh pelajar kelas 12 SMA se-Indonesia. Bukanlah hari pengumuman kelulusan mereka dari Sekolah Menengah Atas, melainkan hari pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri(SNMPTN). Ya, SNMPTN merupakan salah satu jalan bagi para pelajar SMA untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Disinilah ajang pencarian pelajar berprestasi untuk masuk ke PTN favorit yang mereka inginkan.

Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu PTN favorit di Indonesia menjadi sasaran ribuan calon mahasiswa baru, namun hanya sekitar 3000 lebih saja calon mahasiswa baru yang diterima melalui jalur SNMPTN. Bagi mereka yang lolos, tentunya kegembiraanlah yang terasa, bercampur rasa tidak percaya, luar biasa! Namun, bagi mereka yang belum beruntung, kekecewaanlah yang ada. Tak perlu patah semangat, karena masih ada jalan lain melalui SBMPTN dan UM UGM. read more

Read More

Pers Rilis Longmarch, Puncak Rangkaian Acara Hari Bumi “Save Our Earth With Your Hand”

PERS RILIS LONGMARCH

PUNCAK RANGKAIAN ACARA HARI BUMI

“SAVE OUR EARTH WITH YOUR HAND”

Persoalan lingkungan hidup dewasa ini sudah sangat mendesak untuk ditanggulangi. Kualitas lingkungan hidup semakin hari semakin memburuk. Selama 150 tahun, jumlah karbon yang ada di atmosfer telah meningkat 50%, dari 280 ppm menjadi 393 ppm. Dan dampaknya, khususnya abad terakhir, telah mencata tpeningkatan suhu global, kehancuran glasier dan lapisan es, perluasan gurun dan berbagai peristiwa cuaca ekstrem (Anonim, 2013). read more

Read More

Gas Bebas Nutrisi Paru-Paru

meadow-406514_1280

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan pembangunan kota dan pembangunan industri, kualitas udara mengalami perubahan. Udara kumuh, kering dan hitam, tampak di cakrawala Yogyakarta. Kota yang menjadi daya tarik wisatawan ini, mengalami penurunan kualitas udara seiring berjalannya waktu. Hal serupa tidak hanya terjadi di kota Yogyakarta saja, namun kota-kota besar juga mengalami permasalahan yang sama. Hal ini bila tidak segera ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan serta tumbuhan.
Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan pertikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit, dan pancaran garam dari laut; juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat proes dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga. [1]
Sumber pencemaran udara yang utama dalam bentuk emisi (bunga asap) adalah kendaraan bermotor, industri, dan rumah tangga. Untuk kendaraan bermotor, besar emisi per satuan waktu dipengaruhi oleh jumlah kendaraan bermotor, kecepatan kendaraan, kemacetan lalu lintas, umur dan tipe kendaraan, serta jenis bahan bakar yang digunakan. Makin tua usia kendaraan bermotor, makin tinggi emisi yang dikeluarkan, yang menghasilkan hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). Parameter pencemaran udara yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, antara lain HC, CO, SO2, NOX, Plumbum (Pb,timah hitam), debu dan partikel lain. [2]
Udara yang tercemar oleh partikel dan gas dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung dari macam, ukuran dan komposisi kimiawinya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi dari organ tubuh, seperti paru-paru dan pembuluh darah atau menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Pencemaran udara karena partikel debu biasanya menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti bronchitis khronis, emfiesma paru-paru, asma bronchial dan bahkan kanker darah. Sedangkan bahan pencemar gas yang terlarut dalam udara dapat langsung masuk ke dalam tubuh ke paru-paru yang pada akhirnya diserap oleh sistem peredaran darah.
Kadar timah (Pb) yang tinggi di udara dapat mengganggu pembentukan sel darah merah. Gejala keracunan dini mulai ditunjukkan dengan terganggunya fungsi enzim untuk pembentukan sel darah merah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya, sepeerti anemia, kerusakan ginjal dan lain-lain. Keracunan Pb ini bersifat kumulatif.
Keracunan gas CO2 timbul sebagai akibat terbentuknya karboksihemoglobin (COHb) dalam darah. Afinitas CO yang lebih besar dibandingkan oksigen (O2) terhadap Hb menyebabkan fungsi Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Berkurangnya penyediaan oksigen ke seluruh tubuh ini akan membuat sesak napas dan dapat menyebabkan kematian, apabila tidak segera mendapat udara segar kembali. Sedangkan bahan pencemar udara seperti SOX, BOX,H2S dapat merangsang saluran pernapasan yang mengakibatkan iritasi dan peradangan.
Permasalahn yang ditimbulkan dari pencemaran udara sudah mencapai tingkat yang serius. Perlu dilakukan penanggulangan dampak pencemaran udara tersebut. Upaya-upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan penelitian dan pemantauan mengenai pertimbangan keserasian antara faktor-faktor sumber emisi, pengaruh/dampak, kondisi sosial, ekonomi dan politik serta melakukan pengukuran lapangan sesuai dengan kondisi; upaya pengendalian pencemaran lingkungan khususnya udara saat ini masih bersifat sektoral, baik legislatif maupun institusinya. Peraturan perundangan dalam kaitannya bersifat dengan upaya penanggulangan pencemaran yang bersifat nasional adalah undang-undang no. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.; pengendalian pencemaran udara dengan menerapkan teknologi yang lebih ditujukan kepada faktor sumber emisi. [3]
Dengan adanya upaya-upaya penanggulangan pencemaran udara, tingkat pencemaran udara dapat berkurang. Gangguan terhadap kesehatan dan kerja organ manusia juga dapat menurun. Dengan begitu, dapat tercipta lingkungan yang sehat dan lestari. read more

Read More