Pemilu 2014

Pemilu 2014

Oleh: Carala Rosadi*

Menyongsong PEMILU 2014 ini, ada pertanyaan yang perlu dilontarkan. Yaitu seberapa penting pemilu legislatif 2014? Ini adalah pertanyaan mendasar. Apakah kita perlu berperan dalam pemilu untuk capres 2014? Apa perbedaan pemilu 2014 dengan kegiatan pemilu di tahun sebelumnya?

Sebagai bangsa yang berperikemanusiaan, tentu bangsa Indonesia tidak ingin tertipu, bahkan terpuruk untuk keduakalinya setelah memilih calon pemimpin yang baru. Sebab di Indonesia ini, telah banyak permasalahan yang bermunculan. Tidak hanya dilakukan oleh oknum orang-orang berkepentingan saja, melainkan juga mereka yang telah memiliki ‘nama baik’. Nama yang notabene merupakan nama lembaga yang seharusnya bertugas untuk menaungi masyarakat, tetapi justru telah menipu masyarakat.

Pemilu merupakan kegiatan yang paling nyata dan pasti bisa dilakukan dalam menjalankan negara demokrasi di Indonesia sejak menyatakan kemerdekaan. Saat ini, negara Indonesia telah mendeklarasikan diri sebagai negara yang demokratis dan berlandaskan pancasila. Variasi  sistem pemilu dari tahun ke tahun memiliki nilai positif beserta negataif yang terus dievaluasi. Evaluasi ini tentu saja bertujuan untuk kesejahteraan Indonesia. Disamping itu juga demi menjalakan hak dan kewajiban  dari seluruh masyarakat. Tetapi, pergantian sistem pemilu ini berpeluang membuat masyarakat bingung. Masyarakat bingung terhadap banyaknya aturan pemilihan, pemilu yang terbagi-bagi, kertas pilihan yang menyaingi ukuran koran, pilihan yang sangat banyak tanpa mengenal kualitas calon, dan sebagainya.

Pemilu legislatif ataupun pemilu presiden sebenarnya memiliki makna yang sama. Keduanya merupakan sebuah awal langkah perbaikan Indonesia. Tahun 2014 ini, suara kita kembali dipertaruhkan. Akankah kita tepat memilih sang pemimpin? Tak perlu lagi melihat ke belakang, berkata “ah yasudahlah, memilih tahun ini tak ada gunanya jika para pemimpin terus korup”. Tapi ayo, sebagai generasi muda kita perlu memutar badan ke depan dan memperbaiki pemikiran kita. Jika dimulai dari pemilu saja sudah dikalahkan oleh rasa ketidakpedulian, maka jangan harap pula Indonesia akan maju. Oleh karena itu jadikan segala permasalahan yang terjadi di Indonesia menjadi lecutan yang sangat menyakitkan sehingga kita dapat bangkit berdiri, melangkah maju ke depan untuk memperbaiki Indonesia. Segera ungkapkan bahwa pemilih yang cerdas itu adalah “SAYA”!

Buang sikap apatis di tahun 2014. Karena diam adalah pengkhianatan .

*Penulis adalah mahasiswa General Forestry 2013 dan staff departemen advokasi #AksiRimbawan

(dengan editing seperlunya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.