HUTAN INDONESIA, SURGA HUTAN YANG DILUPAKAN

HUTAN INDONESIA, SURGA HUTAN YANG DILUPAKAN

HUTAN INDONESIA, SURGA HUTAN YANG DILUPAKAN

Ya memang benar adanya bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya. Dimana sumber daya melimpah hampir di setiap wilayahnya. Mungkin jika kalian tidak percaya, silahkan membaca referensi di buku-buku bacaan maupun situs internet manapun yang menyebutkan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alamnya. Jika dilogika, dengan aset yang berharga ini harusnya Indonesia lebih mumpuni dari segala sektor dibandingkan dengan negara lain yang jumlah sumber daya alamnya jauh di bawah Indonesia. Nyatanya, Indonesia masih belum mampu mengelola sumber daya alam tersebut. Parahnya lagi, sebagian besar aktor pengelolanya berdalih karena alasan teknologi yang dimiliki belum secanggih negara lain. Alhasil banyak sektor yang terbengkalai tanpa dikelola dengan baik. Salah satu dari sekian banyak sektor tersebut yaitu hutan.

Miris rasanya mengingat hutan di Indonesia semakin hari semakin mengalami laju deforestasi yang cukup signifikan. Dari jumlah luasan bahkan dari segi keheterogenitas flora dan faunanya sudah sangat berkurang. Mungkin benar adanya bahwa materi lebih penting dibanding apapun bahkan dibanding dengan kemaslahatan umat pun tak ada apa-apanya. Itu juga mungkin yang menjadi dilema para pengelola hutan masa kini. Paradigma dominan menganggap bahwa hutan hanya bisa dimanfaatkan sebagai salah satu pemasok devisa negara dari sektor hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu khususnya kelapa sawit yang akhir-akhir ini marak diperbincangkan karena untuk memperoleh hasil kelapa sawit yang melimpah, otomatis juga harus melakukan eksploitasi hutan secara melimpah. Padahal manfaat hutan yang sebenarnya adalah sebagai paru-paru dunia. Kemana manfaat hutan sebagai penghasil oksigen yang selama ini kita semua hirup secara cuma-cuma?

Kita tahu, banyak lulusan sarjana-sarjana kehutanan yang setiap tahun bertambah. Bukan hanya sarjana kehutanan, sarjana-sarjana dari disiplin ilmu yang lain pun juga bertambah setiap tahunnya. Seharusnya dengan banyaknya lulusan sarja-sarjana inilah menjadi generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat mengelola hutan dan sumber daya alam lainnya secara bijak dan lestari. Namun kita harus kembali menelan pil pahit bahwasanya kualitas dan kuantitas hutan tetap saja berkurang bahkan drastis. Apa yang terjadi dengan orang-orang intelek yang dipercaya akan mewujudkan hutan yang lestari? Fenomena inilah yang menjadi pertanyaan tersendiri bagi khalayak khususnya saya tentang apa yang sedang terjadi di Indonesia setelah seseorang menyandang gelar sarjana. Selalu apa dan apa, pertanyaan yang tidak bisa diabaikan. Ya mungkin saya pribadi akan mengetahuinya sendiri nanti ketika telah memperoleh gelar sarjana dan terjun langsung merasakan kerasnya kehidupan. Semoga saja pertanyaan itu akan terjawab nantinya.

Mungkin sebelum pertanyaan itu terjawab, terselip sebuah pesan kepada generasi-generasi saat ini, generasi yang “masih” bersih pemikirannya. Semoga pemikiran tentang pentingnya hutan dan cita-cita mewujudkan hutan yang lestari akan selalu kalian bawa sampai nanti, sampai kalian paham manfaat hutan yang sebenarnya, dan sampai kalian sadar bahwa oksigen yang selama ini kalian hirup itu tak berbayar. Apakah akan berpegang teguh pada pemikiran sebelumnya, ataukah akan merevisi pemikiran sebelumnya seiring dengan pengalaman dan pembelajaran yang akan kalian peroleh kelak. Semoga kita semua mengerti dan sadar bahwa hutan adalah salah satu sektor penting bukan hanya bagi kita, namun bagi orang-orang disekitar kita bahkan orang-orang di seluruh dunia.

Oleh : Ega Dewa Putra
Departemen Jaringan dan Kerjasama
-LEM FKT UGM 2016-
#Juang
#SiapSemangat

Categories: Hubungan Luar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.