[OPINI MAHASISWA] Darurat Asap Riau dan Kalimantan

[OPINI MAHASISWA] Darurat Asap Riau dan Kalimantan

Oleh: Nur Anisah Ulfah (General Forestry 2015)

2 bulan berselang setelah berita asap Riau muncul dan menjadi topik utama, masih belum ada perkembangan yang significant mengenai masalah tersebut, entah itu distribusi bantuan untuk para korban, tersangka dibalik kejadian, hingga kepedulian pemerintah mengenai masalah ini. Memang sering diberitakan, pemerintah telah ikut turun tangan untuk menanganinya, tapi semua itu seakan tidak ada dampaknya bagi para korban yang semakin tersiksa karena asap. Pemerintah masih dinilai sangat lamban dari segi penanganan, sehingga telah banyak korban yang meninggal karena masalah asap ini, jika saja pemerintah lebih tanggap dari awal munculnya asap, dimungkinkan korban  meninggal akan bisa diminimalisir.

sumber gambar: sinarharapan.co
sumber gambar: sinarharapan.co

Tidak bijak rasanya jika kita hanya memojokkan pemerintah karena penanganannya yang sangat lambat, pihak yang sebenarnya harus kita kritisi adalah pihak yang membakar hutan itu sendiri. Walaupun hingga saat ini masih belum bisa disimpulkan siapa yang benar-benar bertanggungjawab akan asap Riau, namun sedikit banyak telah terkuak bahwa perusahaan yang akan mengalih fungsikan lahan hutan menjadi perkebunan itulah yang menjadi dalang pembakaran hutan di Riau. Meskipun begitu pihak-pihak yang berwenang masih belum bisa mengkonfirmasikan apakah benar rumor tersebut atau tidak.

Tidak lama berselang setelah berita asap Riau, Indonesia kembali berduka karena hutan Kalimantan pun ikut menjadi korban pembakaran oleh pihak tidak bertanggung jawab, yang menyebabkan asap kembali mengepul dan mengakibatkan masalah serius bukan hanya di Indonesia sendiri namun juga untuk Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Tidak banyak perbedaan mengenai dua kasus asap ini, pertama, pihak yang akan mengalih fungsikan lahan kembali dicurigai sebagai dalnga utama dari pembakaran, kedua kerugian Negara karena kehilangan sebagian hutan semakin bertambah, dan ketiga warga sekitar kembali menjadi korban utama karena pihak yang tak bertanggungjawab.

Kelambanan respon pemerintah menjadi tanda tanya tersendiri bagi masyarakat, apakah benar pemerintah itu memang memihak kepada masyarakat, ataukah hanya memanfaatkan kedudukannya sebagai “wakil rakyat” untuk melakukan suatu kebijakkan yang hanya menguntungkan dirinya sendiri. Banyak yang berfikir bahwa pemerintah lebih condong kepada pihak yang menjadi dalang pembakaran, mereka dianggap telah memberikan keuntungan untuk Negara, namun pemerintah tak melihat dampak yang terjadi, apakah itu merusak lingkungan atau bahkan merugikan warganya. Pada akhirnya semua tergantung pada hasil penyelidikkan pihak berwenang mengenai kasus kebakaran hutan di Riau dan Kalimantan, apakah benar perusahaan yang menjadi dalang dan pemerintah ikut andil dalam kasus ini taukah hal yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.