AKAL (Alur Kaderisasi LEM) #1
- Post by: admin
- Maret 11, 2014
- No Comment
Oleh: Arina Damayanti*
Kaderisasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas diri, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan dan semangat berorganisasi. Itu pula yang disadari oleh LEM FKT UGM kabinet AKSI RIMBAWAN ini. Upgrading dilaksanakan di awal kepengurusan sekaligus menjadi sebuah sarana seleksi dalam rangkaian Open Recruitment kabinet Aksi Rimbawan. Kegiatan AKAL (Alur Kaderisasi LEM) merupakan bagian dari program kerja departemen Pengembangan Sumberdaya Manusia (PSDM) yang dilaksanakan pada tanggal 22-23 Februari 2014.
Pelaksanaan AKAL bertempat di Desa Kabregan, Piyungan, Kabupaten Bantul. Dengan kecepatan 40 km/jam, peserta hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk mencapai tempat tujuan. Setibanya disana, peserta mendapatkan materi tentang pentingnya posisi staff (kestaffan) oleh Indra Adrian (Psikologi 2008). Materi ini dianggap perlu sebab selama ini, sering sekali lembaga fakultas mengadakan training kepemimpinan dan sejenisnya. Padahal, bukan hanya posisi pemimpin atau ketua saja yang penting disini, melainkan staff juga memiliki urgensi yang sama.
Materi kedua adalah manajemen waktu yang disampaikan oleh Ridha Arifriana (Kehutanan 2008) yang pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Sosial Masyarakat LEM FKT UGM. Sebagai seorang aktivis, tentu manajemen waktu ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama agar aktivitas organisasi tidak mengganggu tugas utama pelajar. Teringat sebuah buku berjudul Risalah Pergerakan Mahasiswa yang ditulis oleh Indra Kusumah (2007) poin pertama yang menjadi fungsi mahasiswa adalah intelektual akademisi. Sedangkan dua poin lainnya yaitu iron stock (cadangan masa depan) dan agen perubahan (agent of change).
Untuk menjembatani materi kedua dan ketiga, peserta AKAL diarahkan untuk lomba memasak. Bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang telah dipersiapkan dari rumah yaitu mie instan, telur, dan pare. Kreativitas menjadi poin penting disini untuk memanfaatkan bahan yang terbatas dengan waktu yang terbatas pula. Dengan adanya kreasi menu makanan ini, diharapkan peserta tidak main-main dan asal memasak, karena pada akhirnya menu tersebut digunakan sebagai makan malam.
Materi yang terakhir adalah flash back tentang LEM itu sendiri. Sejarah dan prinsip LEM disampaikan oleh Pradana Ardhi Nugraha (Kehutanan 2009). Dengan demikian diharapkan peserta AKAL memahami urgensi keberadaan LEM bagi FKT maupun kehutanan itu sendiri.
Rangkaian acara AKAL tidak cukup hanya dengan materi di ruangan saja, melainkan juga diisi dengan outbond keesokan harinya. Outbond yang sudah menjadi ciri khas upgrading ini merupakan sarana yang memudahkan untuk menjalin kerjasama maupun kekompakan antar peserta. Terdapat 6 pos dan 2 pos bayangan yang masing-masing memiliki nilai-nilai tersendiri yang hendak disampaikan. Selama setengah hari, peserta melakukan tracking menuju pos-pos yang menantang dengan permainan yang anti-mainstream. Pada akhir acara, panitia AKAL mengumumkan para peserta terbaiknya. Hanya saja, untuk pengumuman siapa saja yang berhak lolos menjadi internal kabinet Aksi Rimbawan ini belum bisa diumumkan di akhir acara.
*Penulis adalah mahasiswa Silvikultur 2011 dan kepala departemen Media dan Informasi #AksiRimbawan