Mencari Sosok Pemimpin Yang Ideal

Mencari Sosok Pemimpin Yang Ideal

Oleh: Supa*

katanya,

pertumbuhan ekonomi negara 6,3%

tapi kemiskinan terus bertambah

katanya,

ini negara agraris

tapi sembako terus impor

Itulah secuil masalah yang ada di Indonesia karena Indonesia memiliki 999 masalah yang sangat kompleks dari yang satu dengan yang lainnya seperti sistem, undang-undang, dan lain sebagainya. Pertanyaan yang muncul yaitu adakah sosok pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah-masalah Indonesia yang begitu banyak?

Mendekati waktu yang sangat vital yaitu tanggal 9 Juli 2014 akan diadakan pemilihan presiden dan wakil presiden yang tidak lain merupakan pemimpin bangsa dalam memimpin negeri ini selama lima tahun ke depan. Untuk itu, masyarakat Indonesia harus cerdas dalam memilih pemimpin bangsa ini. Masyarakat Indonesia tidak akan memilih pemimpin yang hanya mampu melakukan pencitraan, pemimpin yang memiliki kasus pelanggaran hak asasi manusia, pemimpin yang mementingkan kepentingan golongannya, pemimpin yang korupsi dengan mengatasnamakan agama, pemimpin yang kerjaannya liburan dan pemimpin-pemimpin lainnya yang tidak ingat dengan perjuangan para pahlawan terdahulu.

Masyarakat Indonesia tentu sudah bosan dengan janji-janji manis para calon pemimpin yang selama ini jarang sekali ditepati. Sebagian masyarakat menjadi lebih peduli dalam melaksanakan pesta politik terbesar Indonesia ini karena terus-terusan merasa kecolongan. Tetapi, sebagian masyarakat juga cenderung bersikap apatis dan mengambil langkah golput dalam pemilihan mendatang.

“Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat.” Pengakuan ini meluncur dari Soekarno, Presiden RI pertama, dalam karyanya Menggali Api Pancasila. Masyarakat Indonesia sudah pasti merindukan pemimpin seperti Soekarno karena memang beliau dikenal dengan rakyat. Akan tetapi kebanyakan pemimpin sekarang hanya senang duduk di kursi istana yang megah. Bagaimana mau dekat dengan rakyat?

“Jika pembangunan di bidang pangan ini dinilai berhasil, itu merupakan kerja raksasa dari seluruh bangsa Indonesia,” kata Presiden Soeharto dalam pidatonya. Masyarakat Indoensia tentu rindu akan sosok presiden yang dijuluki sebagai “Bapak Pembangungan” tersebut karena beliau bangga dengan hasil jerih payah rakyatnya terutama di sektor pangan.

Akan tetapi, saat ini justru impor terus merajalela. Mulai beras, kedelai, garam dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena terlalu banyaknya bahan yang harus diimpor dari negara lain. Para pemimpin tidak merasakan apa yang dirasakan rakyatnya, seakan hasil jeripayahnya tidak dihargai. Bagaimana mau menyejahterakan rakyat? Petani kecil?

Apakah Indonesia masih memiliki pemimpin yang bermoral? Berani? Berntegritas? Anti-Korupsi? Menghargai karya anak bangsa? Dan akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik? Sudah tentu Indonesia masih melahirkan pemimpin-pemimpin yang hebat dan akan membawa Indoensia ke arah yang lebih baik. Jawabannya, kita tunggu tanggal 9 Juli 2014 mendatang, ketika masyarakat Indonesia dengan senang hati mau berpatisipasi dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

*Penulis adalah Mahasiswa Minat Teknologi Hasil Hutan 2011 Fakultas Kehutanan UGM dan Kepala Departemen #Sosmas #AksiRimbawan

Categories: Sosial Masyarakat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.