Kutentukan 5 Tahun Ke Depan
- Post by: admin
- Maret 15, 2014
- No Comment
Oleh: Yudha Sawung Permadhi*
Tidak terasa, Maret 2014 sudah hampir di akhir bulan. Awal April ini akan menjadi sebuah penentu Indonesia selama 5 tahun ke depan. Pemilihan “Pimpinan Rakyat” atau yang dibahasakan mahasiswa sebagai “Pembantu Rakyat” sebentar lagi akan dilakukan. Berbagai macam bendera dengan ragam warna dan ukuran semakin banyak ditemui di tepi jalan, terutama di kawasan strategis seperti persimpangan dan jalan raya. Bendera, baliho serta atribut lainnya dipasang demi mendapatkan perhatian masyarakat dan mendapat pengakuan eksistensi suatu partai. Hal tersebut juga dapat dijadikan suatu pertanda bahwa telah dimulainya masa kampanye partai politik peserta Pemilihan Umum 2014.
Untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia, proses yang dilakuan sangat tidak mudah. Bahkan, butuh pasokan energi yang cukup banyak serta kucuran uang dan gerak tubuh partai akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil akhir Pemilihan Umum (Pemilu). Waktu yang digunakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga tidak singkat untuk mempersiapkan segala hal terkait Pemilu yang akan dilakukan serentak di negeri ini, baik di desa sampai ke kota, dari pesisir pantai hingga ke pegunungan. Selain itu, dapat dipastikan pula besarnya rupiah negara yang digelontorkan untuk pesta rakyat lima tahunan ini. Tetapi, bisa jadi banyak partai yang mengeluarkan rupiah lebih besar daripada nominal yang dikeluarkan oleh negara.
Pesta rakyat lima tahunan yang dilakukan serentak ini tidak hanya dinikmati oleh satu kalangan saja melainkan seluruh kalangan tentu harus menikmatinya. Bahkan, orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan partai politik juga ikut andil di dalamnya. Beberapa kalangan secara tidak langsung akan ikut menentukan pesta lima tahunan adalah dukun dan tukang sablon di percetakan. Meskipun tidak ada survei terkait campur tangan dukun dalam proses demokrasi ini, tapi yang namanya orang Indonesia, masih banyak yang percaya dengan hal-hal seperti ini. Praktek perdukunan telah terbukti meningkat ketika pemilu, sebab ada saja calon yang ingin merauk suara sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan aura atau memasang susuk demi mencari simpati. Sedangkan tukang sablon ini yang memuluskan pesta demokrasi karena mereka yang mencetak dan membuat spanduk, baliho, atau kaos untuk partai politik. Kalau dihitung misalnya harga satu kaos bergambar lambang partai politik tiga puluh ribu, bayangkan berapa juta kaos yang dicetak dan berapa dana yang dikeluarkan, dan itu hanya satu partai politik, kalau 30 partai politik seperti itu, belum spanduk, baliho dan atribut lainnya berapa rupiah yang digunakan untuk pesta ini.
Disisi lain, Pemilu ini harus dilakukan secara serentak, langsung, umum, bebas dan rahasia dalam keadaan aman, tertib dan lancar. Disini, KPU dan panitia penyelenggara harus bekerja secara profesional dan independen, karena menjadi aktor penting dalam pelaksanaan pesta ini. Hal tersebut disebabkan KPU harus memastikan bahwa seluruh rakyat yang telah memilki hak pilih sudah terdaftar. Selain itu, KPU berkewajiban untuk memastikan keadilan dari seluruh partai politik dalam mengusung nama-nama yang dicalonkan sebagai calon legislatif maupun calon presiden, serta memilki peluang yang sama dalam pemanfaatn media massa.
Dalam pengawasan pemilu, masyarkat sebenarnya memiliki peran strategis. Masyarakat harus berperan aktif, mengamankan, menertibkan, dan melancarkan pesta demokrasi lima tahunan ini. Dengan demikian, diharapkan terbentuk suatu proses demokrasi yang secara utuh adalah pengambilan keputusan dari seluruh rakyat. Sedangkan yang tak kalah pentingnya yaitu aparatur negara seperti polisi dan TNI juga memiliki kewajiban dalam pengamanan pesta ini karena tidak menutup kemungkinan akan ada gangguan secara internal maupun eksternal.
Semoga dengan terpilihnya “Pemimpin Rakyat” dan “Wakil Rakyat” yang baru nanti dapat memenuhi amanah yang diberikan masyarakat kepada mereka dan dapat mengangkat harkat dan martabat Bangsa Indonesia.
Saya siap menjadi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2039 – 2044.
*Penulis adalah mahasiswa Manajemen Hutan 2011 dan menko eksternal Aksi Rimbawan