DAMPAK COVID-19 TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DAN ALAM

DAMPAK COVID-19 TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DAN ALAM

Oleh : Gery Novrian

COVID-19 atau Corona Virus Disease 19 yang disebabkan oleh virus corona kini telah dinyatakan sebagai pandemi global yang telah melanda sebagian besar negara di dunia. Dalam hitungan bulan Virus Corona telah mengubah gaya dan cara hidup serta kondisi masyarakat di dunia, Virus yang awalnya ini hanya muncul di China kini wabah ini telah meluas hingga menjangkit benua yang ada di dunia dan telah menelan ribuan korban jiwa dan membuat ratusan ribu lainnya harus terbaring di rumah sakit sungguh menjadi duka bagi dunia. Tentunya pandemi ini menimbulkan dampak yang sangat besar dalam dunia global dan mempengaruhi sejumlah aspek. Mulai dari aspek ekonomi dimana kegiatan perekonomian di belahan mengalami penurunan yang drastis hingga roda perekonomian hamper terhenti dan tidak berjalan seperti biasanya serta beberapa aspek lainnya seperti sosial, edukasi, lingkungan maupun mempengaruhi kondisi alam.

Namun dengan adanya pandemi itu juga menimbulkan hal signifikan yang dapat dirasakan meskipun sebagian orang tidak dapat menyadari hal itu. Penerapan physical distancing yang mengharuskan seseorang berdiam diri di rumah ternyata banyak berpengaruh terhadap kondisi alam. Aktivitas ekonomi dan transportasi yang dibatasi juga turut berdampak pada lingkungan. Kegiatan tersebut telah menyebabkan penurunan emisi karbon secara tiba-tiba. Berkaca dengan negara-negara maju di dunia, contohnya di New York AS dibandingkan dengan tahun lalu, tingkat polusi di New York telah berkurang hampir 50% karena langkah-langkah yang dilakukan untuk menekan penyebaran virus. Sementara di China, emisi turun 25% pada awal tahun karena orang diperintahkan untuk tinggal di rumah dan banyak pabrik yang tutup. Hal serupa juga terjad di Italy dan Spanyol. Penuruan gas emisi karbon ini adalah turut dipengaruhi oleh menurunnya laju transportasi. Menurut seorang peneliti ilmu keberlanjutan di Lund University di Swedia langkah untuk menekan penyebaran virus seperti physical distancing dan memotong perjalanan yang tidak perlu telah menurunkan kontribusi gas emisi di dunia. Di mana transportasi telah berkontribusi sebesar 72% pada emisi gas rumah kaca.[1]

Tahun ini yang bertepatan dengan perayaan Hari Bumi ke 50 Tahun, bumi mendapatkan kondisi terbaiknya dalam setengah abad belakangan ini pernyataan itu merujuk pada dampak wabah Virus Corona yang mengakibatkan penyebaran penyakit Covid-19 di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya secara berturut-turut, emisi gas rumah kaca, konsumsi bahan bakar fosil, lalu lintas udara, darat dan laut secara drastis telah menurun pastinya kita juga perlu mensyukuri hal tersebut walaupun dilanda pandemi global ini yang kian parah. [2]

Membaiknya kualitas udara dan lingkungan global, merupakan dampak tak terduga dari melemahnya ekonomi akibat pandemi Virus Corona COVID-19. Terhentinya sebagian besar kegiatan industri mengurangi tingkat polusi udara. Bahkan, citra satelit mengungkapkan adanya penurunan yang signifikan terhadap tingkat global nitrogen dioksida (NO2), yakni gas yang dihasilkan dari mesin mobil dan pabrik manufaktur komersil yang menjadi penyebab buruknya kualitas udara di banyak kota besar. Dari hasil evaluasi tingkat pencemaran udara atau polusi dari kota-kota besar, selain bahan bakar dan jenis kendaraan dan volume kendaraan yang mempengaruhi tingkat pencemaran udara, faktor lain adalah keadaan topografi daerah, faktor meteorologi dan reaktifitas kimia setiap parameter. Aktivitas pada Sektor transportasi merupakan sumber utama dan penyumbang 80% pencemaran udara di daerah perkotaan di Indonesia.  Pencemaran  udara  yang  berasal  dari  kendaraan  bermotor antara lain adalah NO2, SO2, CO, Pb, hidrokarbon, dan partikulat.[3] Transportasi darat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap setengah dari total emisi SPM10, untuk sebagian besar timbal, CO, HC, dan NOx di daerah perkotaan, dengan konsentrasi utama terdapat di daerah lalu lintas yang padat, dimana tingkat pencemaran udara sudah dan/atau hampir melampaui standar kualitas udara ambient.[4]

Secara teori, penurunan tajam dalam polusi dan emisi karbon ini merupakan perkembangan positif bagi Bumi dan manusia yang hidup di dalamnya. Polusi udara berkontribusi terhadap jutaan kematian di seluruh dunia setiap tahun, memperburuk penyakit kardiovaskular, dan kesehatan pernapasan. Udara yang lebih jernih juga dapat memberikan pertolongan singkat bagi mereka yang positif  Virus Corona COVID-19, membuatnya lebih mudah untuk bernapas untuk pasien yang berjuang, meskipun para ahli kesehatan mengatakan bahwa paparan polusi selama bertahun-tahun kemungkinan membuat banyak orang lebih rentan terhadap penyakit ini.

Organisasi lingkungan internasional Greenpeace menyebut COVID-19 telah memberi dampak negatif kepada perdagangan dan ekonomi. Namun ada efek positif bagi Bumi karena kegiatan industri tertahan, polusi industri berkurang, dan kualitas lingkungan hidup meningkat. Meningkatnya kualitas lingkungan setelah aktivitas industri terhenti akibat lockdown, turut membuktikan bahwa manusia dan ekonomi punya andil dalam penyebaran polusi. Namun di Indonesia belum sepenuhnya mengalami hal serupa. Indonesai juga belum menerapkan lockdown dengan beberapa pertimbangan yang telah diatur oleh pemerintah, dan hanya menetapkan pembatasa sosial. Selain itu masih ada perusahaan yang melakukan pembukaan lahan hutan di Kalimantan dan Papua. Kebijakan pembatasan sosial pemerintah juga dinilai belum memberi efek pada lingkungan. Status pembatasan sosial skala luas yang baru saja diterapkan oleh pemertintah dianggap belum berjalan maksimal terhadap aspek lingkungan karena diketahui beberapa perusahaan masih terus melakukan aktivitas dan masih berorientasi untuk mendapatkan keuntungan dari situasi kritis ini yang disebabkan oleh Virus Corona. Yang menjadi fokus serius yaitu mengenai masalah perlindungan hutan, sebab ada keterkaitan antara kerusakan hutan dan penyebaran Virus Corona, dimana hampir seluruh perhatian tertuju pada penangan pandemi ini sementara hutan di Indonesia terus ditebang baik untuk kepentingan berbagai industri seperti kelapa sawit dan kayu pulp.[5]

Selain itu juga muncul permasalahan lingkungan lainnya yaitu mirisnya, sampah plastik yang terus meningkat, contoh kecilnya yaitu penggunaan plastik sekali pakai dari peralatan medis, seperti sarung tangan hingga kemasan plastik lainnya. Semakin banyak orang memilih makanan yang dikemas, bahkan kafe yang tetap buka tidak lagi menggunakan cangkir yang dapat digunakan kembali sebagai upaya menghentikan penyebaran virus. Dan juga Krisis iklim terabaikan sementara. Pandemi COVID-19 membuat isu krisis iklim terpinggirkan. Namun, para ahli memperingatkan bahwa keputusan penting mengenai iklim tidak boleh diabaikan, walaupun konferensi iklim PBB ditunda hingga 2021. Meski emisi mengalami penurunan sejak pandemi terjadi, sayangnya kita belum melihat perubahan yang luas dan berjangka panjang sebagai hasilnya.

Dengan demikian pemerintah juga perlu memperhatikan dan menyadari kondisi tersebut seperti perlindungan hutan dalam memberantas COVID-19 di tengah pandemi ini karena sejatinya kesehatan masyarakat dan kesehatan bumi sangat berhubungan erat dan harus ditangani bersama agar terhindar dari penyakit yang akan timbul serta penghancuran keanekaragaman hayati.[6]

Kastratpedia

REFERESI

Ineke, Mules. (20 April 2020). Dampak Virus Corona Terhadap Lingkungan. Diakses pada
23 April 2020 pada https://www.dw.com/id/7-dampak-virus-corona-terhadap
lingkungan/g-53184443.

Kumparan. com. (30 Maret 2020). Dampak Virus Corona Bagi Lingkungan Sosial Ekonomi
Hingga Alam. Diakses pada 23 April 2020 dari https://kumparan.com/berita
hari-ini/dampak-virus-corona-bagi-lingkungan-sosial-ekonomi-hingga-alam
1t7qNLhBsbK.

Kusminingrum, N., & Gunawan, G. (2008). Polusi udara akibat aktivitas kendaraan
bermotor di jalan perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Jurnal, Jakarta, Puslitbang Jalan
            dan Jembatan.

Miranti, K. (22 April 2020). Bumi Rayakan Kondisi Terbaiknya di Tengah Wabah Virus.
Diakses pada 23 April dari
https://www.kompas.com/global/read/202/04/22/064100670/
bumi-rayakan-kondisi-terbaiknya-di-tengah-wabah-virus-corona?page=all.

Mukono,   H.J., (1997). Pencemaran   Udara   dan   Pengaruhnya   Terhadap   Gangguan
Saluran Pernapasan. Surabaya: Airlangga University.

Soedomo M., Usman K, Djajadiningrat S T., Darwin, 1990, Model Pendekatan dalam
Analisis Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara, Studi Kasus di Jakarta,
Bandung dan Surabaya, Penelitian KLH – Jurusan Teknik Lingkungan ITB,
Bandung.

Tomy, Kurnia. (3 April 2020). Polusi Udara Sejumlah Negara Turun Saat Pandemi
            Corona. Diakses pada 23 April 2020 dari
https://www.liputan6.com/global/read/4217476/headline-polusi-udara-sejumlah
negara-turun-saat-pandemi-corona-bagaimana-indonesia.

[1] Kumparan.com . Dampak Virus Corona Bagi Lingkungan Sosial Ekonomi Hingga ALam. 2020. Diakses dari https://kumparan.com/berita-hari-ini/dampak-virus-corona-bagi-lingkungan-sosial-ekonomi-hingga-alam-1t7qNLhBsbK.

 

[2] Miranti, K. Bumi Rayakan Kondisi Terbaiknya di Tengah Wabah Virus Corona.  2020. Diakses dari https://www.kompas.com/global/read/2020/04/22/064100670/bumi-rayakan-kondisi-terbaiknya-di-tengah-wabah-virus-corona?page=all.

[3] Mukono, H.J., 997. Pencemaran   Udara   dan   Pengaruhnya   Terhadap   Gangguan   Saluran Pernapasan. Surabaya: Airlangga University.

 

[4] Soedomo M., Usman K, Djajadiningrat S T., Darwin, 1990, Model Pendekatan dalam Analisis Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara, Studi Kasus di Jakarta, Bandung dan Surabaya, Penelitian KLH – Jurusan Teknik Lingkungan ITB, Bandung. Dan Kusminingrum, N., & Gunawan, G. (2008). Polusi udara akibat aktivitas kendaraan bermotor di jalan perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Jurnal, Jakarta, Puslitbang Jalan dan Jembatan.

 

[5] Tomy Kurnia. Polusi Udara Sejumlah Negara Turun Saat Pandemi Corona. 2020. Diakses dari  https://www.liputan6.com/global/read/4217476/headline-polusi-udara-sejumlah-negara-turun-saat-pandemi-corona-bagaimana-indonesia#

 

[6] Ineke Mules. Dampak Virus Corona Terhadap Lingkungan. Diakses. dari  https://www.dw.com/id/7-dampak-virus-corona-terhadap-lingkungan/g-53184443

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.