Kritik terhadap Kurikulum GF 2010

Kritik terhadap Kurikulum GF 2010

Oleh: M. Dwi Sugiarto*

Kurikulum tahun 2010 yang biasa kita sebut dengan General Forestry tentu memiliki berbagai banyak kekurangan menurut mahasiswa, dekanat dan juga mungkin dari dosen pengampu kuliah. Salah satu tujuan dari bergantinya sebuah kurikulum tentuunya untuk memperbaiki kurikukulum sebelumnya. Entah itu agar mahasiswa cepat lulus dan atau agar mahasiswa mempunyai skill yang dibutuhkan di dunia kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Salah satu yang perlu dikritisi adalah tentang Praktik Umum Jurusan atau biasa kita sebut dengan PU Jurusan. PU Jurusan adalah salah satu praktik wajib dilakukan oleh seluruh mahasiswa pada tiap minat. Namun, masalah terjadi ketika mahasiswa mengalami dilema untuk memilih antara PU Jurusan dan kuliah.

Dalam pandangan penulis, rupanya hal ini sudah terjadi turun-temurun sejak tahun 2009. Kurangnya koordinasi antar minat dan sikap dekanat yang kurang tegas mengambil keputusan sangat merugikan mahasiswa. Ketika pelaksanaan praktik jurusan, mahasiswa telah memberikan surat izin untuk tidak mengikuti kuliah selama 2 pertemuan. Tetapi masih saja ada pihak dosen yang tidak mengizinkan, alhasil mahasiswa harus mengorbankan 2 kali jatah bolos kuliah. Padahal, 2 pertemuan yang dikorbankan atau 25% dari total perkuliahan tersebut adalah hak mahasiswa, bukan untuk praktik jurusan. Padahal, mahasiswa juga memiliki kegiatan di luar kuliah, baik organisasi maupun pengembangan minat dan bakat yang lain. Seharusnya 25% ini bisa digunakan untuk kepentingan tersebut.

Kenapa kepentingan tersebut menjadi pertimbangan dalam kuliah yang sudah sibuk ini? Hal ini disebabkan soft skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Selain itu, ketika mahasiswa mampu membuat agenda atau prestasi besar bagi masyarakat luas, nama Fakultas dan UGM juga akan ikut tersorot. Dengan berkurangnya jatah 25% bahkan keharusan mahasiswa memilih akademik maupun softskill seperti yang telah dipaparkan di atas dirasa sangat menyulitkan mahasiswa. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi dalam penerapan kurikulum khususnya di Fakultas Kehutanan UGM.

*Penulis adalah mahasiswa Silvikultur 2011 dan menko internal LEM FKT UGM #AksiRimbawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.