DILEMA URGENSI PPSMB

DILEMA URGENSI PPSMB

Oleh: M. Dwi Sugiarto*

Dalam rangka mempersiapkan mahasiswa baru menjadi pembelajar yang sukses, unggul, cerdas, dan profesional di bidangnya, serta mampu bersaing dalam percaturan global maka diperlukan Pelatihan Pembelajar Sukses Bagi Mahasiswa Baru (PPSMB). PPSMB Universitas Gadjah Mada mulai diperkenalkan sejak tahun 2008. Cikal-bakal pemikiran adanya PPSMB berangkat dari keprihatinan dan kebutuhan yang semakin mendesak untuk membangun kesadaran di antara mahasiswa Universitas Gadjah Mada supaya memiliki rasa kepedulian terhadap kehidupan kampus, toleransi, rasa kebangsaan, dan semangat belajar untuk menjadi mahasiswa sukses selama menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada (http://ppsmb.ugm.ac.id/about, 2014).

Alhamdulillah PPSMB KAMBIUM Fakultas Kehutanan UGM telah terlaksana dengan lancar. Pada paragraf pertama website PPSMB UGM berisi cuplikan definisi PPSMB, latar belakang PPSMB dan secara tidak tersurat menunjukan apa tujuan dari PPSMB. Beberapa hal perlu digaris bawahi adalah agar kelak mahasiswa bisa menjadi mahasiswa yang memiliki rasa kepedulian terhadap kampus, toleransi dan profesional di bidangnya. Beberapa hal tersebut menurut hemat penulis, akan jauh lebih masuk kepada mahasiswa jika materi-materi tersebut disampaikan oleh rekan-rekan dari PPSMB Fakultas. Alasannya, mereka memiliki hak tersendiri atas seluruh jalannya PPSMB Fakultas tersebut, karena materi-materi ini akan berbeda pada setiap Fakultas dan jurusannya. Selain itu, tiap fakultas juga mempunyai cara tersendiri untuk menyampaikan materi yang telah diharapkan dari awal oleh UGM dan fakultas masing-masing.

Pada kenyataannya PPSMB masih saja terdapat campur tangan dari pihak luar fakultas yang notabene kurang tau tentang kehidupan tiap fakultas namun seolah-olah mengerti dan mengubah konsep yang telah menjadi kultur fakultas. Yang paling memprihatinkan, semua cara penyampaian materi PPSMB per fakultas digeneralisir dan dianggap sama.

PPSMB bukan hanya acara yang diorganisir oleh mahasiswa, namun acara ini adalah acara seluruh civitas fakultas. Seandainya tidak ada peran serta mahasiswa, maka PPSMB fakultas tidak akan terlaksana karena massa dari tiap dekanat juga mungkin tidak banyak untuk menjalankan sebesar itu. Apalagi PPSMB akan memakan waktu yang lama, maka konsep acara harus dirancang sedemikian rupa agar dapat tersampaikan kepada para peserta.

Salah satu wacana yang meresahkan adalah PPSMB akan diserahkan kepada EO (Event Organizer). Nah, bagaimana mungkin acara yang bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa justru diserahkan kepada pihak lain? Tentunya dekanat maupun rektorat masih memiliki gengsi sehingga pelaksanaan PPSMB tidak sepantasnya dipegang oleh selain civitas akademika. PPSMB adalah acara bersama, sehingga sepantasnya dilaksanakan melalui kerjasama antara mahasiswa dan dosen. Jangan sampai wacana seperti ini mempersulit mahasiswa yang telah berniat membantu dekanat maupun rektorat untuk ikut berpartisipasi dalam PPSMB. Jangan sampai mahasiswa saat ini berubah menjadi kelompok yang acuh dan mementingkan diri sendiri.

*Penulis adalah mahasiswa Silvikultur 2011 dan menko internal LEM FKT UGM #AksiRimbawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.