Dampak Kebakaran Riau

Dampak Kebakaran Riau

Oleh: Winanda Rahman*

Kebakaran hutan di Riau merupakan berita yang menjadi trending topic akhir-akhir. Kebakaran ini diduga  oleh kegiatan land clearing oleh perusahaan-perusahaan yang tidak bertanggung jawab dan didukung oleh cuaca ekstrim pada daerah Riau. Seperti yang diberitakan lewat jejaring sosial twitter presiden @SBYudhoyono, beliau mengaku paham keresahan dan kemarahan sebagian rakyat Indonesia akibat asap dan kebakaran yang terjadi di Riau. Beliau menjelaskan bahwa kebakaran ladang dan asap Riau disamping disebabkan oleh cuaca ekstrim juga karena ada penduduk dan perusahaan yang membakar ladang [1].

Kebakaran ini sangat berdampak bagi masyarakat Riau terutama akibat asap yang menyebar pada wilayah Riau bahkan merambat pada daerah hingga ke Sumatera Barat, Jambi, serta Sumatera Utara[2]. Adanya asap tersebut berakibat banyak seperti sistemik seperti ditutupnya bandara yang berakibat pada hilangnya akses udara ke daerah Riau yang pastinya nanti akan berakibat pada arus perekonomian daerah tersebut. Selain itu, beberapa sekolah terpaksa diliburkan sehingga kegiatan belajar mengajar terhentikan. Lebih parah lagi, semakin hari semakin banyak masyarakat Riau yang terserang penyakit. Informasi yang berhasil didata tercatat lebih 53.553 kasus penyakit akibat asap di Riau. Lebih 4 ribu jiwa mengidap penyakit mata dan kulit akibat asap tebal. Selain itu juga ada korban yang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) seperti sesak napas, asma, paru-paru, bahkan juga penyakit jantung. Sedangkan korban di kalangan bayi yang baru lahir sedang dalam pendataan [3]. Bahkan, yang terbaru terdapat 1 korban jiwa tewas akibat akibat terlalu banyak menghirup asap [4].

Berdasarkan fenomena kebakaran hutan dan berbagai dampak yang terjadi, maka bisa dikatakan dalam hal ini pemerintah lalai akan perannya untuk memberikan perlindungan pada rakyatnya dan lepas tangan pada tanggungjawabnya untuk memberikan keamanan pada warga negara. Terlihat dari kebakaran hutan di Riau yang seakan-akan merupakan agenda rutin dan pembiaran kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan seperti HTI dan HPH dengan metode membakar areal hutan yang akan digunakan sebagai areal perusahaan. Oleh karena itu agar tidak terjadi keteledoran atau kelalaian yang berdampak fatal lagi diharapkan pemerintah melakukan rencana kegiatan jangka pendek dan jangka panjang untuk menanggulangi dan mencegah kebakaran hutan.

Rencana kegiatan jangka pendek ini dimaksudkan untuk menanggulangi dampak kebakaran hutan yang sedang terjadi yang dalam hal ini ‘asap’ dan rencana kegiatan jangka panjang dimaksudkan untuk mencegah kebakaran hutan. Rencana kegiatan jangka pendek ini seperti memadamkan kebakaran hutan, mengevakuasi warga yang terserang penyakit dan berada pada daerah dengan polusi asap tertinggi, menetapkan daerah tanggap bencana, membagi-bagikan masker pada warga terutama pengguna jalan, menyemprotkan air dari udara melalui helikopter dan menemukan secepatnya penyebab terjadinya kebakaran hutan, menangkapkan pelaku-pelaku yang terlibat apabila memang terbukti bahwa terjadi kegiatan pembakaran secara sengaja seperti untuk land clearing. Kemudian Rencana jangka panjang contohnya memperketat syarat pemberian izin untuk membuka perkebunan, memperketat pengawasan pada perusahaan yang telah memiliki izin usaha seperti HTI atau HPH dan mencabut izin HPH, HTI atau perusahaan yang tidak bisa berkomitmen menjaga lingkungan, memperbanyak lahan penghijauan, dan membuat sistem tanggap bencana yang lebih baik lagi.

Referensi

[1]http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/03/13/n2dumh-presiden-janji-atasi-kebakaran-hutan-riau-ada-perusahaan-bakar-lahan.

[2]http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/03/140314_kabut_asap_riau_presiden_turun_tangan.shtml

[3] http://www.riaupos.co/44528-berita-korban-asap-riau-berjatuhan.html

[4]http://daerah.sindonews.com/read/2014/03/11/24/843105/kebakaran-hutan-lahan-di-riau-telan-korban-jiwa

http://www.antaranews.com/berita/424121/tiga-bandara-lumpuh-akibat-asap-riau

http://www.jpnn.com/read/2014/03/14/221926/Asap-di-Riau-Bukan-Bencana-Tapi-Kejahatan-Terencana-

*Penulis adalah mahasiswa Teknologi Hasil Hutan 2011 dan deputi menko eksternal Aksi Rimbawan

Categories: Quatrium

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.